MON/Deli Serdang - Gerakan Deliserdang Membangun (GDSM) hanya sebuah isapan jempol bagi sebagian warga Desa Kolam, Kecamatan Percut Seituan. Pasalnya, ruas Jalan Mesjid yang hanya lebih kurang sepanjang 300 meter penghubung Jl Utama-Jl Perhubungan Desa Kolam sejak dahu kala tak pernah tersentuh aspal. "Iming-iming pengaspalan jalan alternatif sarana vital masyarakat kawasan itu berdengung sejak Tahun Anggaran 2010, namun hingga sekarang Tahun 2012 tetap saja tanpa pembangunan, kata Rudi, warga kawasan itu kepada wartawan, Minggu (4/3).
Diungkapkan, pada Tahun Anggaran 2011 lalu, warga sedikit gembira mendengar kabar badan Jl Mesjid segera diaspal. "Nyatanya pihak Pemkab Deliserdang hanya membangun gorong-gorong lebih kurang 1,5 meter X 4 meter tanpa dibarengi dengan pengorekan parit pembuangan air," katanya. Menurut Rudi, jalur itu sangat vital dilalui anak-anak sekolah dengan jalan kaki. Sepatu mereka harus terendam lumpur ketika memaksakan diri melintasi jalur itu di musim penghujan. Pengaspalan jalan itu, katanya, sangat penting dan diperlukan masyarakat, karena saat ini tidak kurang dari 300 manusia setiap hari melintasi jalan itu. Adalah lebih kurang 240 jiwa warga Komplek Griya Nabila 1 dan Gria Nabila 2 dan seratusan warga Dusun VII yang mengangkut hasil pertanian mereka melintasi Jl Mesjid. "Belum lagi ketika hari Sabtu dan Minggu musim pesta, ketika Jl Perhubungan diblokir warga pemilik pesta, alternatif satu-satunya yang terdekat adalah Jl Mesjid," ungkap Rudi.
Dia menyarankan Bupati Deliserdang Amri Tambunan jangan pilih kasih dengan dampak program GDSM. Dan penggalakan program-program kerakyatan jangan hanya bergaung ketika jelang Pemilukada untuk kepentingan pemenangan. "Kalau cara-cara seperti itu, dipastikan banyak warga yang menyesal meninggalkan Kota Medan untuk berinvestasi di Desa Kolam, ujarnya. (sumber: Harianorbit)
Diungkapkan, pada Tahun Anggaran 2011 lalu, warga sedikit gembira mendengar kabar badan Jl Mesjid segera diaspal. "Nyatanya pihak Pemkab Deliserdang hanya membangun gorong-gorong lebih kurang 1,5 meter X 4 meter tanpa dibarengi dengan pengorekan parit pembuangan air," katanya. Menurut Rudi, jalur itu sangat vital dilalui anak-anak sekolah dengan jalan kaki. Sepatu mereka harus terendam lumpur ketika memaksakan diri melintasi jalur itu di musim penghujan. Pengaspalan jalan itu, katanya, sangat penting dan diperlukan masyarakat, karena saat ini tidak kurang dari 300 manusia setiap hari melintasi jalan itu. Adalah lebih kurang 240 jiwa warga Komplek Griya Nabila 1 dan Gria Nabila 2 dan seratusan warga Dusun VII yang mengangkut hasil pertanian mereka melintasi Jl Mesjid. "Belum lagi ketika hari Sabtu dan Minggu musim pesta, ketika Jl Perhubungan diblokir warga pemilik pesta, alternatif satu-satunya yang terdekat adalah Jl Mesjid," ungkap Rudi.
Dia menyarankan Bupati Deliserdang Amri Tambunan jangan pilih kasih dengan dampak program GDSM. Dan penggalakan program-program kerakyatan jangan hanya bergaung ketika jelang Pemilukada untuk kepentingan pemenangan. "Kalau cara-cara seperti itu, dipastikan banyak warga yang menyesal meninggalkan Kota Medan untuk berinvestasi di Desa Kolam, ujarnya. (sumber: Harianorbit)