Tak bisa dipungkiri "Kegemukan atau Obesitas pada Anak" salah satunya berkaitan dengan kebiasaan makan mereka. Karena itu, ketika masalah ini hendak dicarikan jalan keluarnya, urusan kebiasaan makan mutlak perlu ditata ulang dari berbagai aspek. Serta tak ketinggalan, mengubah gaya hidup dari yang lebih senang duduk menjadi gaya hidup yang lebih banyak bergerak demi membakar lemak.
Tujuan utama menangani anak kegemukan bukan semata-mata menurunkan berat badan tetapi lebih pada memperlambat ataupun menghentikan penambahan berat badannya. Maklum, anak-anak itu sedang dalam fase pertumbuhan yang membutuhkan asupan gizi yang memadai. Karenanya, menangani anak kegemukan ataupun Obesitas lebih sulit dibandingkan dengan orang dewasa. Butuh kesabaran dan ketelatenan, juga waktu yang lebih lama. Bisa satu atau dua tahun, atau bahkan lebih lama.
Selama proses penuruna berat badan itu berlangsung, dilakukan penataan ulang dengan mengatur perilaku makan yang baru bagi si anak. Perubahan perilaku ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk penyesuaian. Selain itu, tak hanya si anak yang terlibat tapi juga orang tua dan seluruh anggota keluarga. Karena anak punya kebiasaan meniru dari orang di sekitarnya, maka peran orang tua memberi contoh pada mereka sangat diperlukan. Baik memberi contoh kebiasaan makan yang baik maupun kebiasaan beraktivitas.
Tidak melewati batas Yang pertama perlu diketahui orang tua, khususnya ibu dalam menangani anak kegemukan atau obesitas ini adalah berapa kebutuhan gizi anaknya. Dengan memberikan makanan yang sesuai dengan kecukupan gizinya, maka pertumbuhan anak agar tetap baik, tubuhnya pun tidak melar ke samping. Anak gemuk biasanya identik dengan gembul. Pastinya mereka suka makan. Kalau ada yang berkilah, “Tapi, tidak makan apa-apa tuh!”, para ahli medis biasanya sulit mempercayainya. Sebab, kegemukan umumnya terjadi akibat kelebihan kalori yang oleh tubuh diubah menjadi lemak. Semua kalori berasal dari makanan. Khusus untuk anak-anak yang kegemukan dan obesitas, jalan keluarnya bukan diet ketat yang akan membuat anak itu malas melakukannya. Tapi, biarkan mereka makan apa saja asalkan makanannya padat gizi, bergizi seimbnag; diatur porsinya agar tak melebihi batas. Juga kadar lemaknya dikurangi. Mereka tetap boleh makan 1 porsi nasi lengkap dengan lauk atau 1 porsi mi ayam bakso/pangsit, atau 1 porsi spaghetty meat ball.
Untuk sumber karbohidratnya pilih yang terbuat dari biji-bijian (nasi, pasta, roti gandum). Tubuh memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Jangan lupa, sertakan pula sumber karbohidrat jenis serat seperti yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Karbohidrat jenis ini dapat mengendalikan berat badan. Lengkapi sumber karbohidrat tersebut dengan 2 – 3 porsi protein hewani dan nabati yang terbuat dari kacang-kacangan seperti tahu dan tempe. Protein hewani yang diberikan dipilih yang tak berlemak seperti daging sapi kurus, ayam tanpa kulit dan lemak, ikan laut. Karena gorengan menambah asupan lemak jenuh, sajikan menu ini bergantian dengan yang tak digoreng.
Bila hari ini anak Anda sudah diberi menu gorengan yang merupakan kesukaan anak-anak, besok berikan mereka menu yang tidak digoreng tapi yang tetap disukai anak-anak. Anak biasanya suka sup, maka buatkan mereka aneka sup seperti sup ayam, sup daging, sup ikan, atau sup udang, dari hari ke hari.
Makanan mereka perlu bervariasi karena biasanya anak bosan kalau makanannya itu-itu saja, apalagi kalau makanan itu bukan makanan favoritnya. Lagi pula, setiap bahan makanan mengandung zat gizi yang berbeda-beda. Dengan bahan makanan yang bervariasi, anak akan mendapatkan aneka zat gizi yang masing-masing memiliki fungsi berbeda-beda. Bosan dengan sup, hidangkan makanan favorit lainnya. Bisa burger, spageti, steik, dan sebagainya.
Musuh utama Dalam memerangi kegemukan dan obesitas pada anak, lemak menjadi sasaran utama. Walapun jadi target utama, lemak tidak perlu dibuang sama sekali, cukup dikurangi saja. Karena tubuh anak membutuhkan lemak untuk proses tumbuh kembangnya. Hanya saja pilihlah lemak baik seperti yang terdapat pada ikan laut. Kandungan omega-3 pada ikan laut diperlukan untuk perkembangan dan fungsi otak. Anjuran para ahli gizi untuk asupan lemak pada anak dengan berat badan lebih adalah 25 – 30% dari total kalori.
Untuk pola makan 1.500 kal, asupan lemak hendaknya antara 33–42 g, sedangkan untuk 1.800 kal, 50–60 g. Susu juga merupakan sumber lemak dan sekaligus juga sumber kalsium yang baik bagi pertumbuhan tulang dan gigi. Karenanya, walaupun anak sudah memilih berat badan lebih, ia harus tetap minum susu 2 gelas per hari.
Pada anak gemuk, karen kandungan lemak dalam tubuhnya sudah lebih, maka susu yang diminum haruslah susu rendah atau tanpa lemak. Tapi aturan ini tidak berlaku bagi anak di bawah usia dua tahun. Kebiasaan para ibu memberikan susu pada saat anaknya sedang tidur pulas karena khawatir anaknya lapar, perlu dihilangkan. Anak gemuk perlu diperhatikan kadar kolesterol dalam darahnya. Soalnya, kebanyakan dari mereka kadar kolesterol dalam darahnya tinggi.
Dalam sebuah penelitian terbukti anak-anak yang berberat badan lebih, apalagi sampai obesitas, pembuluh darahnya mulai mengalami pengerasan seperit yang terjadi pada orang tua sebagai akibat penumpukan lemak (plak). Bila ini terjadi, risiko mereka terkena serangan jantung koroner ataupun stroke di usia muda semakin besar. Itu sebabnya, asupan kolesterol sebaiknya batasi tidak lebih dari 300 mg per hari. Yang penting, dalam menu mereka jangan lupa dimasukkan unsur buah dan sayur yang terkenal rendah kalori dan rendah lemak, kaya serat.
Selain itu, juga mensuplai vitamin dan mineral sehingga dapat membantu mengontrol berat badan. Ngemil tetap boleh Rasanya, tak ada anak yang tak doyan ngemil. Kedoyanan ini bukan semata-mata salah anak tapi bisa karena meniru orang tua atau karena orang tua biasa memberikan hadiah berupa camilan seperti es krim, cokelat, permen, biskuit, ataupun snack ringan atas prestasi atau perbuatan baik si anak.
Mulai sekarang, para orang tua perlu menyingkirkan kebiasaan itu. Bila ingin menghadiahkan sesuatu pada anak, berikanlah barang non-makanan atau pujian – anak biasanya senang bila dipuji. Kebiasaan anak ngemil tak perlu dihilangkan. Sebab, ngemil terutama di antara waktu makan, misalnya saat istirahat pertama ataupun sore hari, akan memberi suplai energi tambahan buat mereka untuk belajar atau membuat PR. Hanya saja, camilannya yang sehat, tidak manis-manis, atau goreng-gorengan seperti kesukaan anak pada umumnya. Berilah mereka camilan yang rendah kalori dan lemak tapi padat gizi seperti buah, kacang-kacangan, atau agar-agar dalam porsi terukur.
Ketika suatu kali mereka diundang datang ke sebuah pesta ulang tahun, biarkan saja mereka makan es krim, kue seperti teman-temannya. Toh, itu hanya sesekali. Tukang Tiru Adalah sifat anak meniru orang tua dan orang di sekitarnya. Karenanya, dalam program memerangi kegemukan pada anak, keterlibatan aktif orang tua amat dibutuhkan. Mulai dari memberi contoh perilaku hidup dan makan sehat, memberikan lebih banyak waktu dan perhatian.
Acara makan bersama keluarga akan menjadi waktu yang menyenangkan bagi anak daripada dia makan sendirian dan makan makanan yang buakn favoritnya. Mereka bisa makan sambil bercerita apa saja yang mereka alami hari itu. Meja makan bisa pula menjadi ajang informasi program diet mereka. Orang tua berkesempatan memberi pengertian, misalnya mengapa sayur harus dimakan. Atau, mencontohkan mereka mengunyah makanan sampai halus. Cara ini selain meringankan kerja alat pencernaan, juga mampu mengendalikan berat badan. Lalu, ajak mereka mengambil makanan sesuai dengan porsinya.
Dengan demikian, tak akan ada makanan yang tersisa dan anak pun makan dalam kalori yang cukup. Makan bersama di restoran juga bukan hal tabu. Tapi pilihan resto siap saji yang menjadi favorit anak hendaknya diminimalkan. Misalnya, bila biasanya Anda dan keluarga pergi makan di luar setiap minggu, pilihan resto siap saji mungkin cukup sebulan sekali. Minumannya cukup air putih atau teh saja karena soft drink dan minuman manis lainnya mengandung kalori yang tinggi. Bergerak dan bergerak Upaya lain mengatasi kegemukan dan obesitas anak adalah membakar lemak lewat aktivitas fisik.
Bila biasanya mereka menghabiskan acara sepulang sekolah atau akhir pekan dengan menonton televisi, main komputer, dan video games, kini harus dibatasi cukup satu jam saja. Selanjutnya, ajak mereka beraktivitas. Bermain–entah main basket, main sepeda, berenang–selama ½ jam saja. Jangan terlalu lama juga, karena badan akan terasa amat lelah sehingga tidak berkonsentasi saat belajar nantinya. Akhir pekan atau masa liburan merupakan saat yang paling menyenangkan bagi anak.
Untuk sementara mereka bebas dari beban sekolah. Mengisi acara liburan ini dengan jalan pagi, bersepeda santai, atau berolahraga bersama di klub olahraga yang kemudian dilanjutkan dengan makan bersama, tentunya menyenangkan bagi si anak. Mewarnai acara liburan ke daerah pegunungan atau ke pantai tentunya saat yang ditunggu-tunggu oleh anak. Di alam terbuka ini, orang tua dapat mengajak anak melakukan hiking atau joging. Sungguh acara yang menyenangkan dan sekaligus membakar lemak. Mengatasi kegemukan dan obesitas anak dengan cara menyenangkan tentu akan memberi hasil yang positif. Tubuh mereka tumbuh sesuai dengan usianya tapi tak lagi melar ke samping, melainkan juga ke atas. Yang terpenting, penyakit pun menjauh. (Create.Sumber)